Ada banyak hal yang pasti dinanti-nanti masyarakat Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri. Selain tradisi mudik, tentu yang namanya Tunjangan Hari Raya akan selalu ditunggu,siapa yang tidak tau Tunjangan Hari Raya atau sering di sebut dengan istilah THR, dan THR tersebut ternyata memiliki jalan sejarah yang cukup panjang sebelum bisa sa
mpai sekarang. Bahkan, dulu hanya pegawai negeri sipil (PNS) saja yang berhak menerima THR. Walaupun sudah dikenal sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno, sayangnya, tidak semua orang memiliki hak tersebut.
Dilansir dari halaman Riau Online, THR pertama kali muncul ketika masa pemerintahan Soekarno, tepatnya di era kabinet Soekiman Wirjosandjojo. Salah satu program dari kabinet tersebut adalah mensejahtrakan para pamong praja atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan PNS. Oleh karena itu, negara pun memberikan sejumlah tunjangan dalam bentuk uang dan beras di akhir bulan Ramadan, yakni sebesar Rp 125 sampai Rp 200, yang sekarang setara dengan Rp1.100.000 sampai Rp1.750.000 dalam kondisi ekonomi saat ini dan terkadang ada yang memberikan 1 bulan gajih.
- Pemberian THR awalnya juga diprotes
Siapa sangka THR yang sekarang ditunggu-tunggu dulunya sempat diprotes besar-besaran. Seperti yang disebutkan tadi bahwa hanya di kabinet Menteri Soekiman lah yang memberlakukan bagi-bagi tunjangan. Dan kemudian hal itulah yang membuat masyarakat, khususnya para buruh menentang hal tersebut karena menganggap pemerintah berlaku tidak adil. Buruh-buruh tersebut juga berdalih bahwa selama ini meski sudah bekerja keras namun nasib mereka tidak berubah.
- THR bahkan sudah diatur dalam undang-undang
perlu diketahui bahwa semua hal terkait THR sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jadi besaran nominal THR yang diterima oleh karyawan memang sudah ditetapkan. Untuk mereka yang masa kerjanya telah minimal satu tahun maka besaran tunjangan yang akan diterima sebesar satu bulan gaji. Sementara jika masa kerja belum mencapai 12 bulan, maka tunjangan diberikan secara proporsional.
Mungkin banyak dari kita yang selama ini menganggap istilah THR ini adalah hal biasa saja. Padahal dulunya tidak mudah bagi sosok Soekiman untuk mempertahankan langkahnya itu. Dan satu hal lagi ternyata sejarah istilah THR lebih panjang dibanding cara kita menghabiskannya.
That’s really great blog thanks for posting :)
BalasHapusWelcome to Adam Teller. We are a team of enthusiastic developers and entrepreneurs who decided to convert their common experience into this web store. We hope you’ll like it as much as we do and have a great shopping experience here. Our prime goal is to create a shop in which you can easily find whatever product you need.
Dog beds USA